Nasehat Jiwaku (Kahlil Gibran)

Jiwaku berkata padaku dan menasehatiku,
Agar mencintai semua orang yang membenciku, dan berteman dengan mereka yang memfitnahku..
Jiwaku menasehatiku dan mengungkapkan kepdaku, bahwa Cinta tidak hanya menghargai orang yang mencintai, tetapi juga orang yang di cintai...
Sejak saat itu bagiku Cinta ibarat jaring laba-laba diantara dua bunga, dekat satu sama lain..
Tetapi kini, dia menjadi satu lingkaran cahaya di sekeliling matahari, yang tiada berawal pun tiada berakhir..
Melingkari semua yang ada dan bertambah secara kekal...

Jiwaku menasehatiku dan mengajariku, agar melihat kecantikan yang ada di sebalik bentuk dan warna.
Jiwaku memintaku untuk menatap semua yang buruk dan tabah sampai nampaklah keelokannya..
Sesungguhnya sebelum jiwaku meminta dan menasehatiku, aku melihat keindahan seperti titik api yang tergulung asap..
Tetapi sekarang asap itu telah tersebar dan menghilang, dan aku hanya melihat api yang berkobar...

Jiwaku menasehatiku dan memintaku untuk mendengar suara yang keluar bukan dari lidah maupun dari tenggorokan..
Sebelumnya aku hanya mendengar teriakan dan jeritan di telingaku yang bodoh dan sia-sia..
Tapi sekarang aku belajar mendengar keheningan yang bergema dan melantunkan lagu dari zaman ke zaman. Menyanyikan nada langit, dan menyingkap tabir rahasia keabadian...

Jiwaku berkata padaku dan menasehatiku, agar memuaskanku dengan meminum anggur yang tidak di tuangkan kedalam cangkir-cangkir yang belum terangkat oleh tangan, dan tak tersentuh oleh bibir..
Hingga hari itu kehausanku seperti nyala redup yang terkubur dalam abu.

Tertiup angin dingin dari musim-musim bunga..
Tapi sekarang, kerinduan menjadi cangkirku, Cinta menjadi anggurku, dan kesendirian adalah kebahagiaanku...

Jiwaku menasehatiku dan memintaku, mencari yang tidak dapat di lihat.
Dan jiwaku yang mengungkapkan kepadaku bahwa apa yang kita sentuh adalah apa yang kita impikan...

Jiwaku mengatakan padaku dan mengundangku untuk menghirup harum tumbuhan yang tidak memiliki akar, tangkai, maupun bunga, Dan yang tak pernah di lihat mata..
Sebelum jiwaku menasehatiku, aku mencari bau harum dalam kebun, dalam botol minyak wangi, tumbuh-tumbuhan dan bejana dupa..
Tapi sekarang aku menyadari hanya pada dupa yang tak dibakar, aku mencium udara lebih harum dari semua kebun-kebun di dunia ini dan semua angin di angkasa raya...

Jiwaku menasehatiku dan memintaku agar tidak merasa mulia karena pujian, dan agar tidak disusahkan oleh ketakutan karena cacian..

Sampai hari ini aku berasa ragu akan nilai pekerjaanku, tetapi sekarang aku belajar, bahwa pohon berbunga dimusim bunga, dan berbuah dimusim panas, dan menggugurkan daun-daunnya di musim gugur untuk menjadi benar; telanjang dimusim dingin tanpa merasa mulia dan tanpa ketakutan atau tanpa rasa malu...

Jiwaku menasehatiku dan meyakinkan aku, bahwa aku tak lebih tinggi berbanding cebol ataupun tak lebih rendah berbanding raksasa..
Sebelumnya aku melihat manusia ada dua, seorang yang lemah yang aku caci atau ku kasihani dan seorang yang kuat, yang ku ikuti maupun yang ku lawan dalam pemberontakan..
Tapi sekarang aku tahu, bahwa aku bahkan dibentuk oleh tanah yang sama, dimana manusia diciptakan..
Bahwa unsur-unsurku adalah unsur-unsur mereka dan pengembaraan mereka adalah juga milikku..
Bila mereka melanggar berarti aku juga pelanggar, dan bila mereka berbuat baik, maka aku juga bersama perbuatan baik mereka..

Bila mereka bangkit, aku juga bangkit bersama mereka, bila tinggal di belakang, aku juga menemani mereka....

Jiwaku menasehatiku dan memerintahku untuk melihat bahwa cahaya yang ku bawa bukanlah cahayaku..
Bahwa laguku tidak di ciptakan dalam diriku. Karena meski aku berjalan dengan cahaya, aku bukanlah cahaya..
Dan meskipun aku bermain kecapi yang di ikat kuat dengan dawai-dawaiku, aku bukanlah pemain kecapi...

Jiwaku menasehatiku dan mengingatkan aku untuk mengukur waktu dengan perkataan ini : "disana ada hari semalam dan di sana ada hari esok" pada saat itu aku menganggap masa lampau sebuah zaman yang lenyap dan akan di lupakan, dan masa depan ku anggap suatu masa yang tak bisa ku gapai..
Tapi kini, aku terdidik perkara ini : "bahwa dalam keseluruhan waktu masa kini yang singkat, serta semua yang ada dalam waktu harus di raih sampai dapat"

Jiwaku menasehatiku, saudaraku, dan menerangiku.
Dan seringkali jiwamu menasehatimu dan menerangimu..
Karena engkau seperti diriku, dan tiada beda di antara kita...
Ku simpan apa yang ku katakan dalam diriku ini, dalam kata-kata yang ku dengar, dalam heningku, dan engkau jagalah apa yang ada di dalam dirimu..
Dan engkau adalah penjaga yang sama baiknya seperti yang ku katakan ini.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar