Orang beriman selalu Menepati Ucapannya


Suatu hari, pada masa pemerintahan Khalifah Umar, ketika Umar sedang duduk-duduk dengan para sahabatnya, tiga pemuda bangsawan yang tampan memasuki majelisnya. Dua orang di antaranya berkata, “Kami berdua bersaudara. Ketika ayah kami sedang bekerja di ladangnya, dia dibunuh oleh pemuda ini, yang sekarang kami bawa kepada tuan untuk diadili. Hukumlah dia sesuai dengan Kitabullah.” Khalifah ‘Umar menatap orang yang ketiga dan memintanya untuk berbicara.
“Walaupun di sana tidak ada saksi sama sekali, Allah, Yang selalu Hadir, mengetahui bahwa mereka berdua berkata yang sebenar-benarnya, ” kata si tertuduh itu.

“Aku sangat menyesal ayah mereka terbunuh di tanganku. Aku orang dusun. Aku tiba di Madinah tadi pagi untuk berziarah ke makam Rasullulah saw. Di pinggir kota, aku turun dari kudaku untuk menyucikan diri dan berwudhu. Kudaku mulai memakan ranting-ranting pohon kurma yang bergelantungan melewati tembok. Segera setelah aku melihatnya, aku menarik kuda menjauhi ranting-ranting tersebut. Pada saat itu juga, seorang laki-laki tua yang sedang marah mendekatiku dengan membawa sebuah batu yang besar. Dia melemparkan batu itu ke kepala kudaku, dan kudaku langsung mati. Karena itu aku sangat menyayangi kuda itu, aku kehilangan kendali diri. Aku mengambil batu itu dan melemparkannya kembali ke orang tersebut. Dia roboh dan meninggal. Jika aku ingin melarikan diri, aku dapat saja melakukannya, tetapi kemana? Jika aku tidak mendapatkan hukuman di sini, di dunia ini, aku pasti akan mendapatkan hukuman yang abadi di akhirat nanti. Aku tidak bermaksud membunuh orang itu, tetapi
kenyataannya dia mati di tanganku. Sekarang tuanlah yang berhak mengadili aku.”
Khalifah berkata, “Engkau telah melakukan pembunuhan. Menurut hukum Islam, engkau harus menerima hukuman yang setimpal dengan apa yang telah engkau lakukan.”

Walaupun pernyataan itu berati satu pengumuman kematian, pemuda itu tetap bersabar; dan dengan tenang dia berkata, “Kalau begitu, laksanakanlah. Namun, aku menanggung satu tanggung jawab untuk menyimpan harta kekayaan anak yatim yang harus aku serahkan kepadanya bila ia telah cukup umur. Aku menyimpan harta tersebut di dalam tanah agar aman. Tak ada seorangpun yang tahu letaknya kecuali aku. Sekarang aku harus menggalinya dan menyerahkan harta tersebut kepada pengawasan orang lain. Kalau tidak, anak yatim itu akan kehilangan haknya. Beri aku tiga hari untuk pergi ke desaku dan menyelesaikan masalah ini.”

Umar menjawab, “Permintaanmu tidak dapat dipenuhi kecuali ada orang lain yang bersedia menggantikanmu dan menjadi jaminan untuk nyawamu.”
“Wahai Amirul Mukminin,” kata pemuda tersebut, “Aku dapat melarikan diri sebelumnya jika aku mau. hatiku sarat dengan rasa takut kepada Allah; yakinlah bahwa aku akan kembali.”

Khalifah menolak permintaan itu atas dasar hukum. Pemuda itu memandang kepada para pengkut Rasullulah saw, yang mulia yang berkerumun di sekeliling khalifah. Dengan memilih secara acak, ia menunjuk Abu Dzar Al-Ghifari dan berkata, “Orang ini akan menjadi jaminan bagiku.” Abu Dzar adalah salah satu saeorang sahabat Rasulullah saw, yang paling dicintai dan disegani. Tanpa keraguan sedikit pun, Abu Dzar setuju untuk menggantikan pemuda itu.

Si tertuduh pun dibebaskan untuk sementara waktu. Pada hari ketiga, kedua penggugat itu kembali ke sidang khalifah. Abu Dzar ada di sana, tetapi tertuduh itu tidak ada. Kedua penuduh itu berkata: “Wahai Abu Dzar, anda bersedia menjadi jaminan bagi seseorang yang tidak anda kenal. Seandainya dia tidak kembali, kami tidak akan pergi tanpa menerima pengganti darah ayah kami.”

Khalifah berkata: “Sungguh, bila pemuda itu tidak kembali, kita harus melaksanakan hukuman itu kepada Abu Dzar.” Mendengar kata-kata tersebut, setiap orang yang hadir di sana mulai menangis, karena Abu Dzar, orang yang berakhlak sempurna dan bertingkah laku sangat terpuji, merupakan cahaya dan inpirasi bagi semua penduduk Madinah.

Ketika hari ketiga itu mulai berakhir, kegemparan, kesedihan dan kekaguman orang-orang mencapai puncaknya. Tiba-tiba pemuda itu muncul. Dia datang dengan berlari dan dalam keadaan penat, berdebu dan berkeringat. “Aku mohon maaf karena telah membuat Anda khawatir,” dia berkata terengah-engah, “Maafkan aku karena baru tiba pada menit terakhir. Terlalu banyak yang harus aku kerjakan. Padang pasir sangatlah panas dan perjalanan ini teramat panjang. Sekarang aku telah siap, laksanakanlah hukumanku.”

Kemudian dia berpaling kepada kerumunan massa dan berkata, “Orang yang beriman selalu menepati ucapannya. Orang yang tidak dapat menepati kata-katanya sendiri adalah orang munafik. Siapakah yang dapat melarikan diri dari kematian, yang pasti akan datang cepat atau lambat? Apakah saudara-saudara berpikir bahwa aku akan menghilang dan membuat orang-orang berkata, “Orang-orang Islam tidak kagi menepati ucapannya sendiri?”

Kerumunan massa itu kemudian berpaking kepada Abu Dzr dan bertanya apakah ia sudah mengetahui sifat yang terpuji dari pemuda tersebut. Abu Dzar menjawa, “Tidak, sama sekali. Tetapi, saya tidak merasa mampu untuk menolaknya ketika dia memilih saya, karena hal itu sesuai dengan asas-asas kemuliaan. Haruskah saya menjadi orang yang membuat rakyat berkata bahwa tak ada lagi perasaan haru dan kasih sayang yang tersisa dalam Islam?”

Hati dan perasaan kedua penuduh itu tersentuh dan bergetar. Mereka lalu menarik tuduhannya, seraya berkata, “Apakah kami harus menjadi orang yang membuat rakyat berkata bahwa tiada lagi rasa belas kasihan di dalam Islam?”

Sumber : http://jaen2006.wordpress.com

Teka-teki Imam Al-ghazali


Suatu hari Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya dan kemudian beliau memberikan pertanyaan teka-teki…
Imam Ghazali : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid 1 : Orang tua
Murid 2 : Guru
Murid 3 : Teman
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu adalah janji Allah SWT bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati (Surah Ali-Imran : 185).

Imam Ghazali : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
Murid 1 : Negeri Cina
Murid 2 : Bulan
Murid 3 : Matahari
Iman Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Imam Ghazali : “Apa yang paling besar di dunia ini?”
Murid 1 : Gunung
Murid 2 : Matahari
Murid 3 : Bumi
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf : 179).
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah SWT) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah SWT), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah SWT). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.

Imam Ghazali : “Apa yang paling berat di dunia?”
Murid 1 : Baja
Murid 2 : Besi
Murid 3 : Gajah
Imam Ghazali : Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72).
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[*] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.
[*]: Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allad SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah.

Imam Ghazali : “Apa yang paling ringan di dunia ini?”
Murid 1 : Kapas
Murid 2 : Angin
Murid 3 : Debu
Imam Ghazali : Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat.

Imam Ghazali : “Apa yang paling tajam sekali di dunia ini?”
Murid-murid dengan serentak menjawab : Pedang
Imam Ghazali : Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Kupinang Engkau dengan Al Quran


Kupinang engkau dengan Al Quran
Kokoh dan suci ikatan cinta
Kutambatkan hati penuh marhamah
Arungi bersama samudra dunia

Jika terhempas di lautan duka
Tegar dan sabarlah tawakal pada-Nya
Jika berlayar di sukacita
Ingatlah tuk selalu syukur padaNya

Hadapi gelombang ujian
Sabarlah tegar tawakal
Arungi samudra kehidupan
Ingatlah syukur pada-Nya

by : Gradasi

Cahayaku mulai Meredup


Tuhan cahayaku mulai meredup,
O tolonglah terang kembali,
aku butuh cahayaMu
untuk melalui perjuangan hidup ini..

Tuhan tampunglah aku dalam cahayamu
Jangan biarkan mulutku berucap
melainkan....Allah....Allah...Allah....

Biar Kau cabik-cabik diri ini...
Tentu Engkau lebih tahu hal ini dan itu....
Hanya saja jangan kau tutup mulutku untuk menyebut....Allah...Allah...Allah

Ya Tuhanku maulaku...
Kadang Kau hias hidupku dengan tawa
Kadang dengan airmata...
Kadang dengan tanya...
Tapi buatlah hatiku selalu menyangka
Inilah caraMu mencintaiku.....

Ya Tuhanku harapanku....
Jangan Kau uji aku dengan pertolongan makhlukMu.......
Cukupkan aku dengan kalimatMu

Biarlah penduduk langit dan bumi menggema...
Bagiku hanya dengan perhatianMu walau sekejap mata...
Berduaan denganMu walau sesaat dan aku merasakannya....
Cukup itu ya Rab....cukup......

Terimakasih yaa Rab

sumber : ardifa.com (writen by AG)

status FB (my wife) : Haah....Jenuh rasany krjaan g ad hbsny yg d krjain jg itu2 aj...


Wahai istriku bersabarlah.......

Suatu hari Rasulullah SAW melihat Fatimah sedang menggiling gandum sambil menangis. Ternyata Fatimah merasa semua pekerjaan rumah tangga membuatnya bosan (baca : bĂȘte).

Terus Rasulullah berkata jika Allah menghendaki, niscaya penggilingan itu berputar sendiri untuk manusia, tapi ternyata Allah menghendaki beberapa kebaikan ditulis dan beberapa kesalahan dihapus dari Fatimah dan diangkat derajatnya.

Ya Fatimah, jika perempuan menggiling tepung untuk suami dan anak-anaknya, maka Allah menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.

Jika perempuan berkeringat ketika ia menggiling gandum, maka Allah menjadikan antara dirinya dan neraka 7 buah parit.

Jika ia meminyaki dan menyisir rambut anak-anaknya dan mencuci pakaian mereka, Allah akan mencatat pahala orang yang memberi makan 1.000 orang lapar dan memberi pakaian 1.000 orang.

Jika perempuan melayani suaminya sehari semalam dengan baik hati, iklas, dengan niat yang benar, Allah akan mengampuni semua dosanya dan akan dicatat dari setiap bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya 1.000 kebaikan dan dikaruniakan untuknya 1.000 pahala haji dan umrah..

With my Beloved Rabiah al Adawiyah


My peace, O my brothers and sisters, is my solitude
And my Beloved is with me always, for His Love I can find no subtitute
And His love is the test for me among Mortal beings,
Whenever His Beauty I may contemplate,
He is my "mihrab", towards Him is my "qiblah"
If I die of love, before completing satisfaction,
Alas, for my anxiety in the World, alas for my distress,
O Healer (of souls) the heart feeds upon its desire
The striving after union with Thee has healed my soul,
O my Joy and my Life abidingly
You were the source of my life and from Thee also come my ecstasy.
I have separated myself from all created beings
My hope is for union with thee, for that is the goal of my desire

Puisi Cinta Jalaludin Rumi


Apabila kilat cinta telah menyambar hati yang ini
Ketahuilah ada cinta dalam hati yang lain
Apabila cinta Allah bertambah besar dalam hatimu
Pastilah Allah menaruh cinta atasmu
Kebijaksanaan Illahi adalah taqdir
Yang membuat kita cinta satu sama lain
Karena taqdir itu, setiap bagian dunia ini
Dipertemukan dengan jodohnya.
Dalam pandangan orang bijak :
Langit adalah laki-laki dan bumi adalah wanita
Bumi memupuk apa yang telah dijatuhkan oleh langit.
Apabila bumi kekurangan panas, maka langit mengirimkannya
Apabila ia kekurangan kesegaran dan embun, langit memperbaharuinya
Tanpa bumi bagaimana bunga dan pohon bisa mulai berkembang
Kalau begitu apa yang dihasilkan oleh air dan kehangatan langit
Sebagaimana Allah memberikan keinginan kepada laki-laki dan wanita sampai akhir
Sehingga dunia akan terpelihara oleh kesatuan mereka.

Cinta Rabiatul Adawiyah..


Rabi’ah Al-Adawiyah,Adalah Seorang Ahli Sufi Wanita Yang Cukup Zuhud Dalam Hidupnya.Suatu Hari Datanglah Tiga Orang Lelaki Yang Ingin Melamarnya Sebagai Isteri. Mereka Itu Hasan Bisri, Malik Bin Dinar,Dan Tsabit Al-Benany.
“Rabi’ah, Pilihlah Satu Di Antara Kami Sebagai Suamimu, Karena Menikah Itu Adalah Sunnah Rasul,”Kata Mereka.


Tanpa Menjawab Ya Atau Tidak,Rabi’ah Hanya Menyatakan Beberapa Permasalahan Dirinya. “Siapa yang bisa Memecahkan Permasalahan Itu Dialah Calon Suami Saya,”

Kepada Hasan,Rabi’ah Bertanya: “Apa Yang Anda Jawab Bila Ada Seseorang Berkata Bahwa Nanti Di Hari Perjanjian Saya Tidak Peduli Terhadap Orang-Orang Yang Masuk Neraka Dan Tiada Peduli Terhadap Orang-Orang Yang Masuk Syurga.Termasuk Kelompok Manakah Saya Nanti?”

Mendengar Pertanyaan Itu Hasan Hanya bisa Menjawab: “Saya Tidak Tahu”

Rabi’ah Lalu Bertanya Lagi: “ Malaikat Telah Membentuk Aku Sewaktu Aku Di Dalam Kandungan. Apakah Aku Menjadi Orang Yang Berbahagia Atau Orang Yang Sengsara?”

“Saya Tidak Tahu,”Jawab Hasan Lagi.

Kembali Rabi’ah Mengajukan Pertanyaan Lagi Kepada yang Melamarnya Itu. “Bila Ada Orang Berkata Kepada Seseorang Agar Jangan Takut Dan Jangan Bersedih, Sementara Kepada Yang Lain Ia Mengatakan Mereka Tidak Berhak Untuk Bergembira,Maka Termasuk Kelompok Manakah Aku Ini?”

Hasan Menjawab Lagi: “Tidak Tahu.”

Maka Rabi’ah Melanjutkan Pertanyaan Lagi: “Kuburan Bisa Menjadi Taman Syurga Dan Bisa Menjadi Liang Masuk Neraka. Bagaimana Kuburan Saya Nanti?”

Menjawablah Hasan Seperti Jawapan Sebelumnya: “Saya Tidak Tahu.”

Belum Puas Dengan Pertanyaan Yang Telah Diajukan, Rabi’ah Mengajukan Pertanyaan Lagi Kepada Hasan: “Pada Suatu Hari Ada Wajah-Wajah Yang Putih, Dan Ada Pula Wajah Yang Hitam.Bagaimana Wajah Saya Nanti?”

“Tidak Tahu,”Jawab Hasan Pula.

Kembali Rabi’ah Al-Adawiyah Mengajukan Pertanyaan Walaupun Orang Yang Ditanyai Selalu Menjawab Dengan Perkataan “Saya Tidak Tahu.

”Bila Hari Qiamat Ada Orang Berseru Bahwa Ketahuilah Si Fulan Telah Mendapatkan Kebahagiaan Dan Si Fulan Bin Fulan Sangat Sengsara. Maka Termasuk Golongan Mana Aku Ini,” Tanya Rabi’ah.

“Saya Tidak Tahu.”Jawab Hasan Bisri Untuk Kesekian Kalinya.

Mendengar Serentetan Pertanyaan Rabi’ah Al-Adawiyah Yang Mengandungi Hikmat Itu, Menangislah Ketiga Lelaki Yang mencoba Melamarnya Itu Lalu Meninggalkannya


* Andainya pernikahan itu menyebabkan diriku lupa pada ALLAH, aku redho jika seandainya aku tidak menemui cinta manusia. Ya ALLAH,permudahkan segalanya...

I Love u BILAL ASSAD


very beautiful tone slicing my heart and it so deep
i want to cry.... i love u bilal assad... alhamdulillah...

Ikhwan Sejati


Seorang remaja pria bertanya pada ibunya
"Ibu, ceritakan padaku tentang Ikhwan sejati"
Sang Ibu tersenyum dan menjawab
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar
Tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang
Tetapi dari kelembutan mengatakan kebenaran
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya
Tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di tempat kerja
Tetapi bagaiman dia dihormati di dalam rumah
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan
Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang
Tetapi dari hati yang ada di balik itu
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja
Tetapi dari komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan
Tetapi dari tabahnya dia menjalani lika liku kehidupan
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya dia membaca Qur'an
Tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang dia baca

sumber : ajie.web.id

TUHAN AKU LELAH.....


Terkadang aku menjadi begitu lelah, terutama dalam menata hati. Ada banyak bagian yang begitu susah kumengerti, ntah bagaimana Tuhan menjadikannya hingga begitu rumit untuk kupahami.
Bukan hanya perasaan cinta yang harus kutahan agar tak menggebu, atau perasaan sedih yang harus ku urai agar tak menyepi aku dalam lubang hitam pekat tak bermassa. Banyak hal yang masih tak kumengerti tentang rasa, tentang emosi, dan tentang jiwa. Waktu dua puluh tahun belum cukup bagiku memetakan sifat-sifat dasar manusia.
Lelah, aku begitu lelah. Ingin berbaring sejenak untuk melepas penat, namun rasanya akan sangat sulit. Berbaring hibernasi puluhan abad pun tetap tak akan mampu mengangkat rasa letih ini. Rasa yang begitu membuatku menghela nafas panjang. Aku capek!
Tuhan, aku lelah. Aku merasa Engkau mengerti, namun mengapa terus menunda mencabut akar jiwa ini? Tugas apalagi yang belum tuntas?
Aku bukan nabi-Mu, aku juga bukan rasul-Mu, dan aku bukan pula iblis-Mu yang kau tugaskan menggoda manusia. Tak ada tugasku untuk menggiring manusia kepada kehendak-Mu, dan engkau juga tak pula menjadikan aku iblis agar menyesatkan manusia. Jika memang demikian, mengapa terlalu lama engkau memberi aku tempat di dunia?
Apa statusku? Tuhan, sungguh aku kelelahan.
Engkau tahu kan, kadang sikapku seperti malaikat. Namun tak jarang aku menunjukkan wajah iblis dan setan-setan yang Kau kutuk itu. Aku berikan efek dualisme kepada manusia agar mereka mengerti, apapun wajahku adalah tetap aku. Agar mereka mengerti bahwa pemilik segala kegelapan dan cahaya terang benderang adalah Engkau. Agar mereka mengerti, butuh cahaya untuk berjalan dalam jalan gelap menuju-Mu.
Tuhan, aku merasa Engkau terlalu banyak diam terutama terhadapku. Marahkah Engkau? Tidak inginkah Engkau menjadikan aku seperti dahulu, kita saling tertawa saling curhat-curhatan.
Aku curhat tentang masalahku dan Engkau tentang tugas-Mu. Kau selalu membimbingku selaku layaknya guru, hingga hidup pun terdiam tak memiliki ruang untuk cemburu. Aku menyebut nama-Mu seribu kali dan Engkau pun bernyanyi dengan namaku sejuta kali. Sungguh indah, namun itu dulu.
Aku tak mengerti, sejak kapan Engkau mulai diam terhadapku.
Tuhan, sumpah aku teramat lelah.
Berbicaralah, jangan terus diam. Berikan aku petunjuk atau hatiku telah terlalu hitam hingga suara-Mu yang keras mengguntur sama sekali tak kudengarkan?! Atau sudah terlalu tulikah aku?
Tak Engkau gubris air mataku yang terus mengucur dimalam-malamku? Namun terhadap manusia aku tetap tertawa, tersenyum seolah tak ada yang terluka. Padahal sejatinya aku sedang sekarat dan jiwaku yang kehausan amat begitu letih. Menunggu mati.
Tuhan, Engkau tahu apa yang paling kutakutkan? Jika aku bertemu dengan-Mu tanpa perasaan cinta. Aku takut jika aku bertemu dengan-Mu kelak yang ada hanyalah perasaan takut. Sungguh jangan seperti itu. Berikan aku rasa cinta kepada-Mu lebih luas dari dunia dan segala isinya. Agar tak letih aku menunggu kapan Engkau cabut akar jiwa ini.
Tuhan, aku ingin mencium-Mu untuk yang kesekian kali. Sungguh rindu ini memuncak, memberi rasa letih dan harapan cemas, kapan kita akan saling bercinta.
Tuhan, aku menunggu… dalam letih.
Tuhan, jangan terlalu lama. Sungguh aku teramat lelah.

I am looking forward to see you Allah

sumber : baiquni.net

They are SPIRIT in my LIFE


Istri dan Anakku
Istriku (anna) : seorang istri yg sholehah, seorang ibu dari anakku yg sangat penyabar dan penuh kasih sayang, seorang guru bagiku yg mengajarkan arti keikhlasan dalam hidup, dan penyemangat dalam hidupku untuk lebih berjuang dalam mencari rejeki Allah d muka bumi ini..
Anakku (Alif Roja Al Basya) : tiada kata2 yg mampu ku ucapkan selain syukur kepada Allah SWT atas kehadiran alif dalam rumah tangga kami, he is everythink for my life..

My big Family


Guru2 SMAN 32


Guru2 MHT


Murid2 SMAN 32



Murid2 MHT

bestk43l

8 Kebohongan Seorang Ibu dalam Hidupnya



Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang
anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan
saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :
"Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya
untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan,
ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu
memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu,
ibu duduk disamping ku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang
yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu,
hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi
ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan
" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke
koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya
itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup.
Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu
tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek
" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu
aku di bawah terik matahari selama beberapa jam.
Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.
Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil
menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!
" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan
ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan
hidup sendiri.
Kehidupan keluarga kitapun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan.
Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati
yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah
kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi.
Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata :
"Saya tidak butuh cinta"
----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu
yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke
pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang
tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit"
----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar
master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah
perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan
tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang
baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak
terbiasa"
----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat
di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera
pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku
dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku
karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi
tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku
sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi
seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku,Aku tidak
kesakitan"
----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya
untuk yang terakhir kalinya.

" Terima kasih ibu ! "

Coba teman-teman berpikir, sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita
untuk berbincang dengan ortu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini,
kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ortu kita yang kesepian.
Kita selalu lupa akan ortu yang ada di rumah.
Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita.
Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau
belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.
Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita?
Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia
atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi..
Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah
yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.



Sumber : Dari forum tetangga repost Aria Susman Widjaja (guru SMAN 32 Jkt)

Merenung tentang Ayah


Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: Ayah , mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu berguman : " Aku tidak mengerti."
Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang Bunda.
Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.
Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. "

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. "
"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. "
"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."
"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. "
"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara."
"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi."
"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. "
"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat."
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayanya. " AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH."
Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung,
tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah... With Love
to All Father " JIKA KAMU MENCINTAI Ayah mu / sekarang merasa sebagai AYAH KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANG
LAIN, AGAR SELURUH ORANG DIDUNIA INI DAPAT MENCINTAI DAN MENYAYANGI AYAHNYA & Dan Mencintai Kita Sebagai Seorang Ayah
". Note: Berbahagialah yang masih memiliki Ayah. Dan lakukanlah yang terbaik
untuknya.... ......... ......... ......... .....
Berbahagialah yang merasa sebagai ayah. Dan lakukanlah yang terbaik
Buat keluarga kita........ ......... .........

sumber : repost by FB.Aria Susman Widjaja (guru SMAN 32 Jakarta)

Mata yang tidak Menangis di hari Kiamat


Semua kaum Muslim berkeyakinan bahwa dunia dan kehidupan ini akan berakhir. Akan datang suatu saat ketika manusia berkumpul di pengadilan Allah Swt. Al-Qur’an menceritakan berkali-kali tentang peristiwa Hari Kiamat ini, seperti yang disebutkan dalam surah Al- Ghasyiyah ayat 1-16.

Dalam surah itu, digambarkan bahwa tidak semua wajah ketakutan. Ada wajah-wajah yang pada hari itu cerah ceria. Mereka merasa bahagia dikarenakan perilakunya di dunia. Dia ditempatkan pada surga yang tinggi. Itulah kelompok orang yang di Hari Kiamat memperoleh kebahagiaan.

Tentang wajah-wajah yang tampak ceria dan gembira di Hari Kiamat, Rasulullah pernah bersabda, "Semua mata akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga hal. Pertama, mata yang menangis karena takut kepada Allah Swt. Kedua, mata yang dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan Allah. Ketiga, mata yang tidak tidur karena mempertahankan agama Allah."

Mari kita melihat diri kita, apakah mata kita termasuk mata yang menangis di Hari Kiamat?

Dahulu, dalam suatu riwayat, ada seorang yang kerjanya hanya mengejar-ngejar hawa nafsu, bergumul dan berkelana di tempat-tempat maksiat, dan pulang larut malam.Dari tempat itu, dia pulang dalam keadaan sempoyongan. Di tengah jalan, di sebuah rumah, lelaki itu mendengar sayup-sayup seseorang membaca Al-Quran.

Ayat yang dibaca itu berbunyi: "Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang yang fasik (Qs 57: 16).

Sepulangnya dia di rumah, sebelum tidur, lelaki itu mengulangi lagi bacaan itu di dalam hatinya. Kemudian tanpa terasa air mata mengalir di pipinya. Si pemuda merasakan ketakutan yang luar biasa. Bergetar hatinya di hadapan Allah karena perbuatan maksiat yang pemah dia lakukan. Kemudian ia mengubah cara hidupnya. Ia mengisi hidupnya dengan mencari ilmu, beramal mulia dan beribadah kepada Allah Swt. sehingga di abad kesebelas Hijri dia menjadi seorang ulama besar,
seorang bintang di dunia tasawuf.

Orang ini bernama Fudhail bin Iyadh. Dia kembali ke jalan yang benar karena mengalirkan air mata penyesalan atas kesalahannya di masa lalu lantaran takut kepada Allah Swt. Berbahagialah orang-orang yang pernah bersalah dalam hidupnya kemudian menyesali kesalahannya dengan cara membasahi matanya dengan air mata penyesalan. Mata seperti itu insya Allah termasuk mata yang tidak menangis di Hari Kiamat.

Kedua, mata yang dipalingkan dari hal-hal yang dilarang oleh Allah. Seperti telah kita ketahui bahwa Rasulullah pernah bercerita tentang orang-orang yang akan dilindungi di Hari Kiamat ketika orang-orang lain tidak mendapatkan perlindungan. Dari ketujah orang itu salah satu di antaranya adalah seseorang yang diajak melakukan maksiat oleh perempuan, tetapi dia menolak ajakan itu dengan mengatakan, "Aku takut kepada Allah".

Nabi Yusuf as. mewakili kisah ini. Ketika dia menolak ajakan kemaksiatan majikannya. Mata beliau termasuk mata yang tidak akan menangis di Hari Kiamat, lantaran matanya dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah Swt.

Kemudian mata yang ketiga adalah mata yang tidak tidur karena membela agama Allah. Seperti mata pejuang Islam yang selalu mempertahahkan keutuhan agamanya, dan menegakkan tonggak Islam. Itulah tiga pasang mata yang tidak akan menangis di Hari Kiamat, yang dilukiskan oleh Al-Quran sebagai wajah-wajah yang berbahagia di Hari Kiamat nanti. Wallahualam bissawab

Wanita (Kahlil Gibran)


Peradaban modern telah membuat wanita sedikit lebih bijaksana, namun hal itu telah menciptakan penderitaan yang lebih berat baginya karena ketamakan laki-laki. Wanita masa lalu adalah istri yang bahagia, namun wanita masa kini adalah seorang nyonya yang menderita.

Di masa lalu wanita berjalan dalam cahaya dengan mata buta, namun sekarang ia berjalan dengan mata menyala dalam kegelapan. Ia anggun dalam kebodohan, berwibawa dalam kebersahajaan, dan perkasa dalam kelemahannya. Kini ia telah menjadi buruk dan kelincahan, picik dan tanpa hati nurani dalam ilmu pengetahuan, kelincahan dan kewibawaan, kelemahan raga, serta keperkasaa jiwa menyatu dalam diri seorang wanita?

Seorang wanita yang telah dilengkapi oleh Tuhan dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran, yang sekaligus nyata dan maya, yang hanya bisa kita pahami dengan cinta kasih, dan hanya bisa kita sentuh dengan kebajikan, dan jika kita mencoba melukiskan wanita demikian itu, ia pun menghilang seperti kabut.

Hari ini aku telah bersama laki-laki yang kucintai, ia dan aku menyatu dalam nyala obor Tuhan yang telah diciptakan sebelum dunia ada. Tak ada satu kekuasaan pun di alam ini yang mampu merampas kebahagiaanku. Karena kebahagiaanku memancar dari rengkuhan dua jiwa yang dipadukan oleh saling pengertian dan dipayungi dengan cinta kasih.

Apa yang bisa aku katakan tentang seorang pria yang terkoyak di antara dua wanita: seorang merajut saat-saat keterjagaan pria itu keluar dari mimpi-mimpinya; yang lain membentuk mimpi-mimpi pria itu dari saat-saat keterjagaannya? Apa yang harus kukatakan tentang sebuah hati yang diletakkan oleh Tuhan di antara dua lampu.

“Katakanlah, kenapa anda tidak pernah menikah?” Dengan senyum dia menjawab, “…Baik, anda lihat bahwa perkawinan adalah seperti ini. Jika saya memiliki isteri, dan jika saya harus melukis atau membuat puisi, saya harus melupakan keberadaannya selama beberapa hari saat saya melakukannya. Dan anda tahu bahwa tidak ada perempuan yang mencintai akan mampu bertahan lama dengan suami yang seperti itu.

Kebahagiaan perempuan tidak terletak pada kemuliaan sang suami, bukan pada kehormatan dan kelembutanya. Tapi pada cinta yang memadukan jiwanya dan jiwa lelaki yang dicintainya. Kasih sayangnya tercurah – hati menjadikan masing-masing sebagai suatu anggota badan kehidupan dan dalam satu kalimat di atas bibir Tuhan.

Setiap laki-laki mencintai dua wanita; satu adalah ciptaan imajinasinya, sedang yang lain lagi, belum dilahirkan.

Laki-laki yang tidak memaafkan wanita untuk kesalahan kecilnya, tak akan dapat menikmati besar kebaikannya.

Tiada pidana yang lebih berat daripada yang dijalani seorang wanita yang mendapati dirinya terperangkap diantara seorang pria yang dicintainya dan seorang pria lain yang mencintainya.

Kebahagiaan seorang wanita tidak dapat ditentukan dalam kekayaan seorang lelaki atau dalam kepatuhan wanita kepadanya, dan juga bukan di dalam kebaikan hatinya. Kebahagiaan wanita terhadap lelaki, cinta yang mencurahkan semua perasaannya ke dalam hati lelaki, yang membuat mereka menjadi cabang dari pohon kehidupan, satu kata dalam bibir Tuhan.

Aku menghormati suamiku, karena dia seorang yang baik dan berhati lembut. Dia juga selalu membuatku bahagia. Dia dengan rela memberikan kekayaannya kepadaku agar aku selalu merasa bahagia, tetapi tidak ada satu pun dari semua ini yang sederajat dengan cinta suci dan sejati, cinta yang membuat segalanya tampak kecil sementara cinta sendiri tetap besar.

Jangan pisahkan aku darimu dan jangan pernah mengatakan aku tak setia, karena tangan cinta yang mengikat jiwaku dan jiwamu lebih kuat dari tangan pendeta yang menghantarkan tubuhku pada kehendak suamiku.

Hati nurani wanita tidak berubah oleh waktu dan musim, bahkan jika mati tetap abadi, hati itu takkan hilang sirna. Hati seorang wanita laksana sebuah padang yang berubah menjadi medan pertempuran; sesudah pohon-pohon ditumbangkan dan rerumputan terbakar dan batu-batu karang memerah oleh darah dan bumi ditanami dengan tulang-tulang dan tengkorak-tengkorak, ia akan tenang dan diam seolah tak ada sesuatu pun terjadi.

Seorang wanita bermata melankolis mendesah dan berkata, ”Cinta adalah racun mematikan, nafas ular hitam berbisa yang menderita di neraka, terbang melayang dan berputar menembus langit sampai dia jatuh tertutup embun, hanya untuk diminum roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selama-lamanya.”

Sejuta KESEDIHAN hanya perlu 1 tetes AIR MATA



Hidup tidak selalunya Indah…
Langit tak selalu cerah…
Suram malam tak berbintang..
Itulah lukisan alam….

(Hijazz : Lukisan alam)

Benar, hidup tidaklah selalu indah, ada saja ujian yang datang menghampiri setiap manusia. Disanalah manusia akan di tempa, ibarat manusia itu hanya sepotong besi, maka ujian akan menjadikan dia menjadi sebilah pedang, pedang yang tajam yang di bawa seorang kesatria pemberani. Bukankah besi harus di pukul, di bakar, di pukul lagi, di bakar lagi, di pukul lagi dan di bakar lagi hingga dia menjadi pedang sejati. Besi tidak akan menjadi pedang hanya dengan di elus-elus saja.

Ujian menjadikan kita semakin merasa lemah, merasa sangat tidak berdaya, dan ingin menyerahkan dan menggantungkan semua permasalahan kita pada Yang Maha Kuat, mencurhatkan berlembar-lembar kesedihan kita padaNya, di tengah keheningan malam.

Di Kala malam sunyi sepi..
Bani insan tenggelam dalam mimpi..
Musafir yang malang ini..
Pergi membasuh diri untuk menghadapMu oh Tuhan
Lemah lututku berdiri
Di hadapanMu tangisanku keharuan
Hamba yang lemah serta hina
Engkau terima jua mendekati
Dibawah duli KebesaranMu
Tuhan, hamba belum pasti
Bagaimana penerimaanMu dikala mendengarkan pengaduanku
Ku yakin Kau tak mungkiri dalam wahyu yang Kau nuzulkan
Kau berjanji menerima pengaduanku
Dan,…
Kau berjanji sudi mengampunkanku dari segala dosa yang kulakukan
AmpunanMu Tuhan lebih besar dari kesalahan insan
Hamba yakin dengan keampunanMu Tuhan
Bukan tidak ridho, cuma hendak mengadu padaMU
Tempat hamba kembali nanti disana

(Hijazz : Munajat seorang hamba)

SubhanaLLoh…. sungguh indah penciptaan ALLoh… sebuah air bening pelepas segala kegundahan dan kesedihan… tidaklah ALLoh ciptakan semuanya adalah sia-sia. Kadang kita meremehkan air mata ini. Kita anggap ”cengeng” bila menangis, kita anggap gagah kalo bersikap tegar tanpa air mata. Bukankah kita terlahir dengan tangisan, dengan air mata? Air yang menjadi penguat setiap kita merasa lemah… bukankah setelah menangis kita merasa lega, bukankah setelah menangis kita merasa lebih ringan, bahkan air mata ini bisa membentengi kita dari panasnya api neraka ketika kita mengeluarkannya dalam rangka menyadari dan menginsafi segala dosa dan kesalahan kita?

Menangislah, kadang manusia terlalu sombong tuk menangis
Lalu untuk apa air mata tlah tercipta
Bukan hanya bahagia yang tercipta di dunia….

( haris isa (shafix) : menangislah di bahuku)

Sahabat, menagislah bila permasalahan sudah tidak sanggup kau fikirkan, menangislah bila permasalahan sudah sangat menyesakkan dadamu, menangislah bila kau sudah mulai kehilangan senyum ceriamu, menangislah seperti bayi-bayi di malam hari, tapi kuatlah seperti singa-singa di siang hari…

Karena air mata itu sangat hebat, lihatlah dia kecil tapi sanggup menanggung sejuta kesedihan kita…. setelah selesai menangis… tersenyumlah sebentar, tersenyumlah yang lebar, tersenyumlah yang tulus… dan siaplah menjadi Pedang yang tajam…. pedang yang lebih kuat, dan pedang yang lebih hebat.

Jadilah rumput yang lemah lembut
Tak luruh di pukul ribut
Bagai karang di dasar lautan
Tak terusik di landa badai

(Hijjaz : lukisan alam)


Suburkanlah sifat sabar di dalam jiwa kita…

sumber : bundo.wordpress.com

Surat untuk Saudariku



Kepada saudariku aku ingin berpesan
Dari hati yang tulus, tidaklah memaksa

Tahanlah pandanganmu, perhatikan hijabmu
Tegaskan bicaramu, jangan buat aku lena

Kau sebaik-baiknya perhiasan di dunia
Surgalah imbalannya atas semua baktimu

Kalaulah aku berpesan, bukannya ingin mencela
Tapi karena Rasul kita menitipkan kau padaku

Dengarlah pesanku ini, jadikan peneguh hati
Selamatlah didunia, bahagia kau di Surga
Dengarlah pesanku ini, jadikan peneguh hati
Selamatlah didunia, bahagia kau di Surga

Saudariku..
Mungkin aku memang tak romantis, tapi siapa peduli
Karena toh kau tak mengenalku dan memang tak perlu mengenalku
Begiku kau bukan bunga, tak mampu aku samakanmu dengan bunga-bunga terindah dan terharum sekalipun
Bagiku manusia adalah makhluk terindah, tersempurna, dan tertinggi
Bagiku dirimu salah satu manusia terindah, tersempurna, dan tertinggi
karena kau tak membutuhkan persamaan

Saudariku
Jangan biarkan aku menatapmu penuh, karena itu akan membuatku mengingatmu
Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu
Berimbasnya dengan tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku
Mumbuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa, sesemangat mentari
Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam kahyalku yang masih penuh lumpur,
dirimu terlalu suci

Saudariku
Berdua habiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berujung
Ada ingin tapi tak ada henti
Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat selalu, meski ujung penutupmu pun tak berani ku sentuh
Jangan pernah kalah oleh mimpi dan inginku karena sucimu, indahmu kau pertaruhkan
Mungkin kau tak peduli, tapi kau hanya akan menjadi wanita biasa dihadapanku
bila kau kalah, tak lebih dari wanita biasa

Saudariku
Jangan pernah kau tatap aku penuh, bahkan kau tak perlu lirikkan matamu untuk melihatku
Bukan karena aku terllau indah, tapi aku seorang manipulator
Aku biasa memakaikan topeng keindahan pada wajah burukku,
mengenakan pakaian sutra emas meniru laku para rahib,
meski hatiku lebih kotor dari kubangan lumpur
Kau memang suci, tetapi masih sangat mungkin termanipulasi
Karena toh kau hanya manusia- hanya wanita, meski kau wanita suci

Saudariku
Beri dia sepenuh diri sang lelaki suci yang sepenuh diri bawamu kepada Tuhan
untukNya dirimu ada. Itu kata otakku, terukir dalam kitab suci, tak perlu pikir lagi
tunggu sang lelaki suci menjemputmu dalam rangkaian khitbah dan akad
Atau kejar sang lelaki suci itu hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah
Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir dalam kitab suci

Saudariku
Bariskan harapmu pada barisan istikharah sepenuh arti ikhlas
Relakan Tuhan pilihkan lelaki suci bagimu, mungkin sekarang.. atau nanti.. bahkan mungkin tak ada sampai kau mati..
Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk semua lelaki di alam permainan saat ini
Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu yang kau bangun
dengan kekhusyuan ibadah

Saudariku
Pilihan Tuhan tak selalu seindah inginmu, tapi itulah pilihanNya
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Tuhan
Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki terpilih itu,
melainkan ada pada jalan yang kau pilih itu seperti kisah seorang wanita suci di masa lalu
yang meminta keislaman sebagai mahar pernikahan
Atau kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan sang kekasih tertinggi
Kekasih tempat kita (seharusnya) memberikan semua cinta dan menerima cinta tak terhingga dalam tiap detik hidup kita.

sumber : langitrindu.blogspot.com

Bersyukurlah kamu masih bisa MEMILIH dalam hidup ini


Disaat kmu tidak suka dengan makanan tertentu, buang saja dan belilah makanan yg kamu suka
walau kenyataannya ada keluarga yg belum tentu bisa makan hari itu krn tidak punya uang untuk membeli

Disaat kmu sudah bosan dengan model bajumu krn sdh tdk trendy, belilah yg baru yg bentuk dan modelnya sesukamu
walau kenyataannya ada beberapa orang yg memakai baju yg itu2 saja padahal sudah 1 bulan lamanya ia masih melekat d badan, yg model bajunya kumal dan sudah sobek d sana sini

Disaat kmu tidak suka dengan sekolahmu pindah saja ke sekolah yang kamu suka
Walau kenyataannya masih ada saja kita temukan anak yg sangat ingin bersekolah tetapi tidak kesampaian karena tidak punya biaya

Disaat kmu sudah bosan hidup, silahkan saja kamu akhiri hidup kamu dengan cara2 yg tragis
walau kenyataanya sungguh luar biasa ada orang yg d vonis hanya bisa bertahan hidup 1 bulan krn penyakitnya yg sangat kronis berusaha untuk tetap bertahan hidup krn dia tdk ingin cepat2 meninggalkan dunia ini

ini hanya sekelumit dari banyak sekali pilihan dalam hidup yg belum tentu semua orang bisa menikmatinya..

Tetapi apakah ini berarti anda yg bisa memilih dalam hidup ini lebih beruntung?? belum tentu... ingat, Allah punya rencana buat masing2 individu di dunia ini....



to : students of smanu mht.. keep your spirit guys...

bestk43l

HELL YEAH.....!

do you know ULAT
mahluk yang kebanyakan orang menganggapnya jijik
memiliki dunia yang sempit yaitu pohon tempat dia menggantungkan kehidupannya
banyak orang menghindarinya

Mahluk ini bisa mengubah dirinya menjadi KUPU-KUPU

do you know KUPU-KUPU
mahluk cantik nan indah membuat orang tersenyum melihatnya
memiliki dunia yang luas karena memiliki sayap untuk terbang kemanapun ia suka
banyak orang ingin mengoleksinya

Metamorfosa.... suatu proses keajaiban dalam kehidupan yang sederhana...

belajar dari ulat ketika menjadi kupu-kupu




sebelum si ULAT berubah menjadi KUPU-KUPU dia mengalami proses yang tidak mudah, ULAT harus melakukan pertapaan didalam sebuah kepompong yang sangat sempit, tidak ada kebebasan, terkungkung, menderita, berpuasa dari indahnya dunia.. tetapi ketika saatnya tiba.... HELL YEAH....!
ULAT berubah wujud menjadi mahluk yang sangat indah nan elok, memiliki sayap sehingga dia bisa terbang kemanapun ia suka mahluk ini bernama KUPU-KUPU...

pernahkah kita berfikir, adakah ULAT yang tidak tahan dengan pertapaannya sehingga dia gagal menjadi KUPU-KUPU...?

Sebagai mahluk mulia, manusia perlu belajar ber-metamorfosa.
belajar dari ulat menjadi kupu-kupu,
belajar dari berudu menjadi katak...
belajar untuk menjadi yang lebih baik dalam kehidupan…

Orang bijak pernah berkata:
“untuk menjadi lebih baik, maka manusia harus berubah.
Berubah untuk menjadi yang lebih baik.
Jika kesempurnaan dianggap sebagai kemustahilan,
maka mendekati kesempurnaan adalah hasil dari upaya yang terbaik”.

Banyak dari kita merasa tidak perlu merubah kebiasan lama.
Kelakuan lama yang buruk tidak bisa kita tinggalkan.
Kita menganggap itu sudah menjadi tabiat, fitrah hidup kita.
Dilahirkan dan telah terbentuk seperti apa adanya saat ini,
dengan tabiat yang sudah tidak bisa berubah..
"Biarlah saudara dan teman dapat menerima saya seperti apa saya adanya..."

Kita selalu mengharap agar orang lain mengerti dan menerima,
apa adanya kita dengan keburukan yang ada..

Jika ulat bisa merubah dirinya menjadi kupu-kupu, kenapa kita tidak bisa…?

Jika kita tidak berubah dan selalu melakukan hal buruk serupa dalam kehidupan ini,
maka kita tidak lebih dari ulat yang tidak pernah berubah menjadi kupu-kupu....
serupa dengan seekor berudu buruk yang tidak pernah berubah menjadi katak...

Jadi berhentilah menjadi ulat selamanya dalam hidup ...!!!
Berubahlah menjadi kupu-kupu yang cantik
Jalani fase keajaiban dalam hidup ini

jadikan HELL ini menjadi HELL YEAH.... karena HELL ini adalah bagian dari proses metamorfosa yang harus kita jalani demi menjadi manusia yang lebih baik....

keep your spirit students of SMANU MH Thamrin Jakarta
bEsTk43L

Indahnya Kematian (Kahlil Gibran)

Biarkan aku terbaring dalam lelapku,
kerana jiwa ini telah dirasuki cinta,
dan biarkan daku istirahat,
kerana batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.
Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini,
dan taburi tubuh ini dengan wangian melati serta mawar.
Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian,
dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini.
Biarku istirahat di ranjang ini,
kerana kedua bola mata ini telah teramat lelahnya;
Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkapkan tabir lara hatiku.
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah air matamu, saudaraku,
dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
Lihatlah Kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti;
Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.
Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku.
Ciumlah mataku dengan seulas senyummu.
Biarkan anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka;
Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku;
Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku..




Mengenang kepergian Ayahanda tercinta, Ustadz Badawi Hasya 6 Maret 2009, beliau wafat ketika sedang berkhutbah jumat di khutbahnya yang k-2. Syahiid...syahiid..syahiid..
Smoga Amal Ibadah ayahanda d terima d sisi Allah SWT, ya Allah lapangkanlah kubur ayahanda ampunilah segala dosa2nya terimalah amal ibadahnya jadikanlah ia ahli syurga-Mu ya Allah....